Investasi Saham untuk Generasi Z: Membangun Kekayaan di Era Digital

Jakarta – Generasi Z merupakan generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an, kini generasi tersebut banyak potensi dalam investasi saham. 

Alasannya besarnya adalah mereka  mampu memanfaatkan teknologi untuk mengelola investasi mereka. Dengan pelatihan investasi saham yang sesuai, mereka dapat membangun pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meraih keberhasilan finansial jangka panjang.

Berdasarkan hal tersebut, OK OCE Indonesia bersama Komunitas OK OCE Youth Jakarta mengadakan ‘Pelatihan Investasi Saham Gen Z : Belajar Investasi Saham Untuk Pemula’ pada hari Rabu (1/10) di Kantor OK OCE Kemanusiaan, Tebet, Jakarta Selatan.

Pelatihan tersebut turut diisi oleh pemateri dari Direktur Data & Riset OK OCE Indonesia, Rully Mardjono yang merupakan praktisi bidang investasi saham yang berlisensi Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE).

Dalam pernyataannya, Rully menggambarkan bahwa Investasi Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular untuk pendanaan perusahaan.

“Saham sering gunakan sebuah perusahaan untuk mendapatkan Pendanaan, dilain hal juga Saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik untuk Investor Saham,” ujar Rully.

Ia juga menggambarkan keuntungan yang bisa dihasilkan dari Investasi Saham terdapat dua jenis yaitu Dividen dan Capital Gain.

“Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan Capital Gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder,” jelas Rully.

Sebelum memahami lebih dalam tentang Investasi Saham, Rully menggambarkan perbedaan Investasi dan Menabung adalah dari Risiko yang diterima. Investasi memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan Menabung karena terdapat potensi Capital Loss.

Rully menambahkan tips memulai Investasi Saham.

“Investasi Saham bisa dimulai dengan biaya Rp100.000, usahakan menggunakan uang modal berinvestasi yang cenderung tidak dipakai untuk keperluan sehari-hari atau uang dingin,” sebut Rully.

Pelatihan tersebut ditutup dengan sesi tanya jawab dan dokumentasi bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *